Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT)
Ansyaad Mbai mengatakan, aset sekitar Rp8 miliar milik jaringan
terorisme yang berhasil disita aparat Densus 88 Mabes Polri diduga
dikumpulkan melalui sistem berjenjang alias multi level marketing (MLM).
"MLM 'kan sistemnya orang jadi member (anggota). Kemudian mereka cari orang lain untuk member (berikutnya). Jika dapat yang baru, mereka dapat credit point. Nah, itulah yang dihacker oleh mereka," kata Ansyaad Mbai kepada wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan, Kamis (21/06) melalui telepon.
"(Melalui) dana itulah yang mereka belikan aset di Medan," kata Ansyaad. "(Sehingga) mereka mencari sendiri dananya."
Sejumlah laporan sebelumnya menyebutkan, aparat Densus 88 Mabes Polri telah menyita aset berupa bangunan rumah toko (ruko), sejumlah kendaraan bermotor serta dana segar, Rabu (20/06) kemarin, yang berlanjut pada Kamis (21/06) ini.
Modus penggalangan dana untuk kegiatan terorisme ini terungkap setelah aparat menangkap lima orang tersangka teroris tersebut.
Ahli IT
Informasi dari kepolisian menyebutkan, salah-seorang yang ditangkap diketahui sebagai ahli piranti teknologi informasi (IT).Penggalangan dana dengan sistem berjenjang melalui internet, lanjut Ansyaad Mbai, bukanlah modus baru di dalam jaringan terorisme.Tetapi, lanjutnya, temuan terakhir ini menjadi penting karena nilai asetnya besar.
"Yang kelihatan besar ya (kelompok) ini," tegasnya, menanggapi nilai aset tersangka jaringan teroris yang ditaksir mencapai Rp8 miliar.
Lebih lanjut Ansyaad mengatakan, para tersangka teroris yang baru ditangkap tersebut, sebagian merupakan anggota dari jaringan lama. "Ada (bagian dari jaringan) yang lama, ada (jaringan) baru," ungkapnya, tanpa bersedia menjelaskan lebih lanjut.
Untuk mengungkap jaringan teroris yang lebih luas, lanjutnya, BNPT dan otoritas terkait terus melakukan monitor serta pengejaran. "Ini kan organisasi rahasia, (gerakan) di bawah tanah," katanya lagi.
Menyinggung tentang laporan-laporaan yang menyebut bahwa pusat pelatihan tersangka teroris kini dipindahkan ke wilayah Jawa Timur, NTB dan Sulawesi, Ansyaad tak membantah. "Dari dulu, tempat latihan itu di beberapa tempat".(http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2012/06/120621_penyitaan_aset_terorisme.shtml)
0 comments:
Post a Comment