Buah dan daun jeruk purut (Citrus hystrix DC) selama ini dikenal sebagai buah bahan untuk bumbu penyedap masakan. Tanaman ini juga populer di kalangan pengguna herbal karena manfaatnya untuk meringankan sakit influenza, batuk atau pun untuk shampoo.
Melalui hasil penelitian, manfaat tumbuhan perdu ini ternyata lebih hebat lagi, yaitu bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Berdasarkan penelitian awal mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), kulit jeruk purut dapat menjadi zat antioksidan yang membantu menstabilkan kekebalan tubuh bagi penderita kanker. Kulit buah ini bahkan berptensi menjadi pengganti doxorubicin atau obat penjaga sistem imun bagi penderita kanker pascaoperasi atau kemoterapi kanker.
Herwandani Putri dan dua temannya, mahasiswa yang melakukan penelitian tersebut, menyatakan kulit jeruk purut mengandung senyawa naringenin dan hespiridin, yang berfungsi sebagai antioksidan dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan pendamping kemoterapi kanker.
Lebih lanjut Putri mengatakan, cara membuat obat dari kulit jeruk purut cukup sederhana. Jeruk dikupas, ambil kulitnya dan dicuci seperlunya, lalu dipanaskan dalam oven hingga kering. Kulit jeruk kering ditumbuk hingga menjadi bubuk halus. Bubuk halus ini ditaruh dalam cawan atau tempat lain, dan dicampur atau ekstraksi dengan etanol sebagai pelarut.
Menurutnya, 500 gram serbuk jeruk yang diekstraksi dengan etanol bisa menghasilkan 100 gram. Dalam penelitiannya, Putri menggunakan ekstrak jeruk purut tersebut ke tikus yang tengah kemoterapi.
"Dengan perlakuan itu setelah kami teliti, sel darah putih tikus bertambah cukup signifikan," kata Putri, Jumat (22/7/2011).
Selain itu, menurutnya penggunaan herbal dari jeruk purut, bagi penderita kanker yang menjalani kemoterapi bisa mencegah efek obat kimia yang diakibatkan pemakaian doxorubicin, seperti rambut tidak rontok.
Penelitian Herwandani Putri tersebut telah diikutkan dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional di Makassar, Kamis (21/7/2011). Putri menjanjikan akan meneliti lebih dalam lagi penerapan kulit jeruk purut sebagai obat alternatif dan dikembangkan dalam kemasan
Jika merujuk ketentuan internasional, uji laboratorium dan percobaan obat setidaknya memerlukan waktu 20 tahun. Tapi, dia merasa yakin temuanya bisa lebih cepat diaplikasikan jika banyak pihak membantu dalam pengembangannya.
"Saya berharap tidak sampai menunggu 20 tahun ekstrak jeruk purut bisa jadi obat kemoterapi kanker yang diakui dunia kedokteran," tegasnya.(http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=9794695)
Melalui hasil penelitian, manfaat tumbuhan perdu ini ternyata lebih hebat lagi, yaitu bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Berdasarkan penelitian awal mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), kulit jeruk purut dapat menjadi zat antioksidan yang membantu menstabilkan kekebalan tubuh bagi penderita kanker. Kulit buah ini bahkan berptensi menjadi pengganti doxorubicin atau obat penjaga sistem imun bagi penderita kanker pascaoperasi atau kemoterapi kanker.
Herwandani Putri dan dua temannya, mahasiswa yang melakukan penelitian tersebut, menyatakan kulit jeruk purut mengandung senyawa naringenin dan hespiridin, yang berfungsi sebagai antioksidan dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan pendamping kemoterapi kanker.
Lebih lanjut Putri mengatakan, cara membuat obat dari kulit jeruk purut cukup sederhana. Jeruk dikupas, ambil kulitnya dan dicuci seperlunya, lalu dipanaskan dalam oven hingga kering. Kulit jeruk kering ditumbuk hingga menjadi bubuk halus. Bubuk halus ini ditaruh dalam cawan atau tempat lain, dan dicampur atau ekstraksi dengan etanol sebagai pelarut.
Menurutnya, 500 gram serbuk jeruk yang diekstraksi dengan etanol bisa menghasilkan 100 gram. Dalam penelitiannya, Putri menggunakan ekstrak jeruk purut tersebut ke tikus yang tengah kemoterapi.
"Dengan perlakuan itu setelah kami teliti, sel darah putih tikus bertambah cukup signifikan," kata Putri, Jumat (22/7/2011).
Selain itu, menurutnya penggunaan herbal dari jeruk purut, bagi penderita kanker yang menjalani kemoterapi bisa mencegah efek obat kimia yang diakibatkan pemakaian doxorubicin, seperti rambut tidak rontok.
Penelitian Herwandani Putri tersebut telah diikutkan dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional di Makassar, Kamis (21/7/2011). Putri menjanjikan akan meneliti lebih dalam lagi penerapan kulit jeruk purut sebagai obat alternatif dan dikembangkan dalam kemasan
Jika merujuk ketentuan internasional, uji laboratorium dan percobaan obat setidaknya memerlukan waktu 20 tahun. Tapi, dia merasa yakin temuanya bisa lebih cepat diaplikasikan jika banyak pihak membantu dalam pengembangannya.
"Saya berharap tidak sampai menunggu 20 tahun ekstrak jeruk purut bisa jadi obat kemoterapi kanker yang diakui dunia kedokteran," tegasnya.(http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=9794695)
0 comments:
Post a Comment